Berawal dari sulitnya mencari bra
untuk sang adik, Megan Grassell, remaja berusia
17 tahun mendirikan perusahaan pakaian dalam
yang memproduksi bra untuk para remaja belasan
tahun.
"Keputusan itu mengubah hidup saya, dengan
cara yang sangat sederhana," kata Grassel,
dikutip dari Fortune, Minggu (27/4/2014).
"Tapi saya menyukainya," imbuhnya.
Awalnya, Grassell berjalan-jalan di pusat
perbelanjaan bersama ibu dan adik
perempuannya, Mary Margaret. "Saya berbelanja
bra di mall bersama ibu dan adik. Kami pergi ke
banyak toko berbeda mencari bra yang baik untuk
Mary, tapi tidak ada," kata Grassell.
"Ada sport bra, push-up bra, dan bra yang sangat
sensual.
Saya terus bertanya-tanya, kenapa tidak
ada bra kecil yang lucu dengan warna
menyenangkan?" kata dia lagi.
Sepekan kemudian, Grassell menyadari, tidak ada
orang yang memproduksi bra untuk segmen Mary,
lalu dia pun memutuskan membuatnya. "Aku akan
membuat bra untuk anak perempuan," ucapnya.
Grassell pun membobol tabungannya untuk
mendanai modal awal usahanya. Uang
tabungannya itu dia kumpulkan dari pekerjaan
sampingan setiap musim panas, sejak kelas enam
dan tujuh.
Grassell bercerita, dia pernah bekerja sebagai
pemompa gas, dan mengelap meja sebagai
pelayan di sebuah restoran ternama, Nora. "Saya
menyimpan semua itu dan menggunakannya
untuk membuat produk saya ke tahap prototipe,"
kisahnya.
Kemudian, purwarupa ini pun dikembangkan
massif. "Menuju ke proses ini, saya tidak punya
pengalaman. Saya bahkan tidak tahu bagaimana
cara menjahit, " kata Grassell.
Grassell mengatakan, ada banyak hal yang harus
diperhitungkan dalam membuat bra dalam jumlah
besar. Pasokan bahan baku adalah salah satu
tantangan. Begitu juga dengan para tenaga kerja
yang kompeten dan bisa diajak kerja sama. "Saya
tidak tahu tentang jumlah atau apa pun. Saya
harus belajar semua itu," terangnya.
Grassell pun memasarkan produknya di situs
crowdfunding Kickstarter, dengan target penjualan
25.000 dollar AS. Hasilnya, Grassell memperoleh
hampir 42.000 dollar AS, dan itu adalah
kampanye start up pakaian dalampaling sukses
yang pernah ada di Kickstarter.
Usai Kickstartes, Grassell berhasil menemukan
pabrik yang mau melayani order dalam jumlah
minim, meski juga bisa memenuhi permintaan
partai besar.
"Salah satu masalah terbesar saya adalah orang
merasa saya dan ide saya tidak serius. Tapi saya
harap sekarang mereka bisa melihatnya," aku
Grassell.
"Saya punya visi bagi perusahaan. Saya tahu
bagaimana saya ingin tumbuh, dan saya tidak
sabar untuk melihat bagaimana hal itu menjadi
mapan," kata dia lagi.
Kini, merek Grassell yakni Yellowberry sudah ada
di pasaran. Para pelanggan dapat memilih empat
gaya, termasuk "Bug Bite" dan "Tiny Tetons,"
dimana sesuai dengan moto perusahaan: "From
the bunny hills to the Tetons, we have you
covered."
Yellowberry merupakan bra berwarna cerah yang
terbuat dari campuran katun-spandex yang
dimaksudkan untuk memberikan lembut, nyaman
transisi antara kaus anak-anak dan bra yang
lebih dewasa.
"Yellowberry memberikan gadis gagasan bahwa
mereka tidak harus tumbuh begitu cepat," kata
Grassell.
Sukses dengan bisnis lingerienya, tantangan
terbesar Grassel saat ini adalah sebagai seorang
mahasiswa, waktu yang dimilikinya sangat padat.
Grassell mungkin akan menunda kuliah - dia
sudah diterima di Middlebury College - selama
satu tahun untuk fokus pada Yellowberry. Karena
Grassell belajar bisnis di ke perguruan tinggi, dia
sudah berhasil melakukan sesuatu yang
kebanyakan sarjana mimpikan.
Dia mengidentifikasi pasar dan merancang produk
yang khusus ditujukan untuk memenuhi
permintaan. Ternyata, produknya yang nyaman
dan lucu, yang dirancang dengan baik, dapat
mengguncang dunia lingerie remaja. Informasi
saja, saat ini produk Yellowberr
Posting Komentar