Kondom Bekas Berserakan Di Gedung DPR RI

Kamis, 15 Mei 2014 | komentar

Wajah para sekretaris anggota DPR RI yang cantik-cantik

dan seksi itu boleh memerah karena skandal seks antara anggota dewan dengan para

sekretarisnya yang dilakukan secara kilat di toilet-toilet gedung DPR

RI mulai tercium

khalayak luas. Kebobrokan moral anggota dewan dan sekretarisnya dilakukan tanpa

lagi malu-malu. Setelah lampiaskan napsu, seenaknya mereka buang

begitu saja bekas

bungkus pelindung (kondom) di tempat sampah toilet.

Bagi anggota dewan dan sekretarisnya, skandal seks di toilet DPR

kelihatannya jauh

lebih aman dan nyaman dibanding diluar sana yang resiko gegernya lebih besar.

Bagaimana tidak akan menjadi geger. Kamera wartawan ada dimana-mana, sementara

sebagai wakil rakyat, wajah mereka begitu mudah dikenali. Salah

langkah sedikit saja

bisa jadi konsumsi berita publik yang berakibat dipecat karena

pelanggaran etika.

Maka seks kilat di area gedung DPR menjadi pilihan paling aman.

Beberapa lokasi di area gedung DPR RI situasinya memang sepi, termasuk

toilet-toilet

dan ruang-ruang yang banyak kosong tidak terpakai. Situasi ini semakin mendukung

aksi skandal mereka. Ketua DPR RI, Marzuki Ali, tidak menampik skandal

ini. Tapi ia

tak dapat berbuat banyak kecuali hanya meminta supaya tidak ada lagi kondom-

kondom yang ditemukan di tempat sampah.

Sebuah media ibukota melansir pernyataan pengamat politik, Karel Susetyo, bahwa

gedung DPR yang luas memang rawan asmara seks dan perselingkuhan, banyak ruang

kosong yang sepi dan jarang terpantau orang.

"Gedung luas dan tempat sepi ini yang menjadi rawan. Ini kan masalah

moral. Tentu

harus dikembalikan ke parpol, biar parpol yang bertanggung jawab, kenapa bisa

memilih caleg tidak bermoral", tandas Susetyo.

Media itu juga melansir data dari Badan Kehormatan DPR yang banyak menampung

laporan dan aduan perselingkuhan antar anggota dewan ataupun dengan

sekretarisnya. Aduan itu dilaporkan mulai dari suami atau istri para

anggota dewan.

Bahkan ada juga yang datang dari pihak luar yang mengetahui skandal seks di area

gedung DPR.

Skandal seks di lingkungan gedung DPR RI sudah bukan rahasia lagi.

Petugas cleaning

service yang bertugas di sana sudah bosan dengan penemuan kondom yang

berserakan hampir di setiap sudut gedung. Bahkan seorang petugas

cleaning service

mengaku tidak sengaja pernah memergoki pasangan mesum di dalam toilet.

Tapi, lima

lembar uang seratus ribuan pun masuk ke sakunya, katanya sebagai uang

tutup mulut.

Kasus perselingkuhan sesama staf anggota DPR pernah diungkap Ivan

Fadilla terkait

Venna Melinda, istrinya yang diyakini Ivan telah melakukan perselingkuhan dengan

sesama anggota dewan. Dan karena sebab itu rumah tangga mereka akhirnya harus

berpisah.

Kondom Bekas di DPR dan larangan pakai rok mini

Tahun 2012 silam Ketua DPR Marzuki Alie mengemukakan bahwa ia berharap tak ada

lagi ditemukan sampah kondom bekas berserakan di lingkungan DPR.

Antara Kondom Bekas di DPR dan larangan pakai rok mini, keduanya memang dirasa

memiliki keterkaitan yang pada akhirnya ketua DPR, Marzuki Ali pun angkat bicara

mengenai hal ini. Fenomena kondom bekas yang berserakan di lingkungan DPR

beberapa waktu yang lalu memang menjadi sebuah kasus yang cukup mencoreng

nama DPR (Dewan Perwakilan Rakyat).

Himbauannya ini dikemukakannya setelah beberapa waktu lalu terjadi fenomena

kondom bekas ditemukan berserakan di lingkungan DPR. Kasus ini pun kemudian

tercium oleh media dan menjadi bahan pemberitaan hangat yang kemudian pada

akhirnya menjadi pergunjingan di masyarakat.

"Itu yang kita (harapkan) supaya tidak terjadi lagi. Itu yang dulu.

Sekarang 'kan

nggak," ujar Marzuki di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (6/3/2012).

Sebelum menyampaikan harapannya itu, Marzuki memaparkan perlunya peraturan tata

tertib pelarangan staf dan anggota DPR menggunakan pakaian seksi atau

rok mini di

lingkungan kerjanya. Alasannya sungguh klasik, cara berpakaian yang

minim dan sexy

tentunya mengundang mata lelaki untuk jelalatan, namun meskipun begitu, banyak

diantara anggota dewan yang gemar berpakaian sexy menganggap hal seperti itu

semestinya tak perlu diatur oleh DPR.

Angaran Maksi Prestasi Rok Mini?

"Berdasarkan hasil pembahasan dan sesuai tata tertib, BURT menyampaikan

Rancangan Kegiatan dan Anggaran DPR RI Tahun 2015 sebesar Rp 3,9 triliun," ujar

Suminar di Komplek Parlemen, Jakarta, Kamis (6/3).

Penyampaian rancangan kegiatan dan anggaran DPR 2015 itu disampaikannya di

dalam rapat paripurna. Mulai besok, anggota DPR memasuki reses hingga satu bulan

lebih.

Sementara Wakil Ketua DPR Pramono Anung yang didapuk untuk memimpin sidang

paripurna mengetok sebagai tanda bahwa anggaran Rp 3,9 triliun itu disetujui.

Dibanding tahun 2014, rancangan anggaran dan kegiatan DPR tahun 2015 lebih besar

atau meningkat.

"Naik sebesar 22 persen, DIPA tahun 2014 Rp 3,2 triliun," kata Suminar.

Adapun rincian kegiatan dan anggaran DPR tahun 2015 adalah sebagai berikut:

a. Fungsi legislasi: Rp 518 miliar.

b. Fungsi anggaran: Rp 81 miliar.

c. Fungsi pengawasan: Rp 360 miliar.

d. Penguatan kelembagaan: Rp 1,9 triliun.

e. Dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lain: Rp 636,8 miliar.

f. Peningkatan sarana dan prasarana: Rp 442,9 miliar.

Setan Bisu Demokrasi, Tak Gubris Skandal Zina

Aktris sekaligus politisi perempuan Partai Golkar, Nurul Arifin

menyesalkan sikap Ketua

DPR Marzuki Alie yang mengungkap ada kondom berserakan di DPR. Seharusnya,

benar atau tidak, lebih baik diselesaikan secara internal, tak usah diumumkan ke

publik.

"Pak Marzuki Alie seperti membuka boroknya sendiri. Institusi DPR

diobok-obok oleh

ketuanya sendiri. Seharusnya, sebagai ketua DPR, alangkah lebih baik

mengurus hal-

hal yang substantif dengan ke-DPR-annya yang terkait wilayah

legislasi, pengawasan

dan anggaran," kecam Nurul Arifin, Rabu (7/3/2012).

Marzuki Alie disarankan, untuk tidak memposisikan dirinya seperti agen

moralis yang

mengurus hal yang menjadi wilayah ke-sekjen-an.

"Sesungguhnya saya tidak pernah mendengar soal itu (ada banyak bekas kondom)

sebelum Pak Marzuki sendiri yang angkat isu ini. Benar atau tidaknya

pun, saya tidak

tahu. Dan jikapun benar adanya, ya saya kok tidak habis pikir, sempat-sempatnya

mereka melakukan itu di tempat kerja dan institusi negara pula," katanya.

"Ampun deh. Walau bagaimanapun, ini adalah perkara internal yang sebaiknya

penyelesaiannya ke dalam, bukan teriak-teriak minta perhatian publik,"

ujar Nurul Arifin

menyesalkan.



sumber : voa-islam.com
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. kabar berita terbaru - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger