Organ intim wanita termasuk salah
satu bagian tubuh penting namun jarang
diperhatikan kondisi kesehatannya. Saat area
intim itu bermasalah, keluhan yang kerap
diutarakan para wanita di antaranya adalah
keputihan, gatal hingga aroma yang tidak sedap.
Berbagai faktor bisa mempengaruhi kondisi
vagina wanita. Faktor-faktor berikut ini ada yang
memang bisa dicegah, namun beberapa tidak
bisa dihindari. Berikut ini daftarnya seperti
didikutip CNN dari Mayo Clinic:
1. Penyakit tertentu
Masalah kesehatan seperti penyakit diabetes dan
sindrom Sjogren (gangguan autoimun-red), dapat
menyebabkan vagina kering. Vagina kering artinya
tubuh tidak mampu memproduksi cairan lubrikasi
alami yang cukup. Saat vagina kering ini, wanita
bisa merasa kesakitan saat bercinta.
2. Seks Tanpa Pelindung
Melakukan hubungan seks tanpa pelindung bukan
hanya bisa menyebabkan wanita tertular virus
HIV/AIDS. Penyakit seksual menular juga bisa
dialami jika wanita memilih bercinta tanpa
kondom. Penyakit seks menular tersebut misalnya
gonorhea atau kencing nanah dan herpes. Mirip
seperti keputihan, penyakit menular seksual ini
juga menyebabkan infeksi pada Miss V. Ketika
penyakit ini ada di tubuh, bukan hanya saat
bercinta saja rasa sakit dirasakan. Setelahnya
pun rasa nyeri tersebut bisa tetap ada. Malah
pada kondisi yang sudah parah, Miss V bisa
mengalami pendarahan.
3. Hubungan Seks Terlalu Agresif
Hubungan seks yang terlalu agresif bisa membuat
wanita mengalami patah tulang di area panggul.
Seks yang dilakukan dengan paksaan dan terlalu
agresif ini juga bisa menyebabkan vagina menjadi
trauma.
4. Produk Kebersihan Miss V dan Obat-obatan
Penggunaan antibiotik dalam jangka waktu lama
bisa meningkatkan risiko wanita terkena infeksi
jamur. Beberapa jenis obat juga dapat
menyebabkan vagina kering. Sedangkan untuk
produk kebersihan Miss V, yang bisa berbahaya
adalah jika wanita menggunakan tampon yang
memiliki kemampuan menyerap darah haid
berlebih. Tampon tersebut dapat menyebabkan
terjadinya toxic shock syndrome, komplikasi
langka yang menganca jiwa akibat infeksi bakteri.
5. Alat Kontrasepsi
Beberapa jenis alat kontrasepsi ada yang bisa
mempengaruhi kondisi vagina. Misalnya
Spermicide dan NuvaRing (ring atau cincin untuk
vagina) yang dapat menyebabkan iritasi pada
Miss V. Menggunakan diaphragm juga bisa
membuat wanita berisiko mengalami toxic shock
syndrome.
6. Kehamilan dan Melahirkan
Saat hamil, wanita akan berhenti mengalami
mensturasi hingga bayi lahir. Selama masa
kehamilan itu, wanita jadi berisiko mengalami
keputihan. Sedangkan saat atau setelah
melahirkan, terutama yang melalui proses normal,
kondisi kesehatan vagina terpengaruh karena
mengalami robekan. Pada beberapa kasus,
penjahitan dilakukan untuk mengatasi robekan
tersebut.
7. Masalah Psikologis
Kegelisahan dan depresi juga berkontribusi
menjadi penyebab menurunnya gairah seks
wanita. Saat gairah seks menurun ini, wanita pun
akan merasa tidak nyaman atau bakan kesakitan
saat bercinta. Masalah psikologis lainnya yang
juga mempengaruhi adalah ketika wanita
mengalami trauma, misalnya menjadi korban
pelecehan seks atau pernah mengalami seks yang
menyakitkan.
8. Penuaan
Setelah menopause, vagina mulai kehilangan
elastisitasnya. Saat elastisitas vagina ini
berkurang, wanita bisa merasa tidak nyaman
saat bercinta.
9. Hormon
Perubahan pada kadar hormon di dalam tubuh
bisa mempengaruhi vagina. Misalnya penurunan
produksi estrogen setelah menopause, melahirkan
dan saat menyusui. Penurunan kadar estrogen ini
visa menyebabkan vagina menjadi lebih tipis
sehingga menyebabkan seks terasa menyakitkan.
Posting Komentar