Reaksi Umum Pria Saat Disebut Tidak Subur karena Produksi Sperma Kurang

Minggu, 04 Mei 2014 | komentar

Wanita sering menjadi kambing hitam

saat pasangan tidak kunjung dikaruniai

momongan setelah beberapa tahun menikah.

Pihak pria berkeyakinan kesuburan mereka baik-

baik saja. Ketika ternyata hasil pemeriksaan

dokter menyebutkan si pria tidak subur karena

produksi spermanya kurang, inilah reaksi yang

umumnya diberikan oleh mereka.

Associate Professor Roger Cook, seorang psikolog

dari Swinburne University mengkelompokkan

reaksi pria ini dalam dua tipe. Pengkategorian ini

dibuatnya berdasarkan pengalamannya

menghadapi klien-kliennya yang berkonsultasi

masalah kesuburan.

Pria tipe pertama, dikatakan oleh Cook, adalah

mereka yang terkejut dan tidak percaya dengan

hasil pemeriksaan dokter. Pria di kelompok ini

sama sekali tidak yakin kalau produksi sperma

mereka hanya sedikit atau bahkan tidak ada.

Ketidakpercayaan pada perkataan dokter itu

kemudian akan membuat mereka meminta

pemeriksaan ulang.

Pria tipe kedua, adalah mereka yang berusaha

menerima kabar buruk tersebut. "Mereka yang

berada di kelompok ini seperti memilih melewati

saja tahap shock atau kecewa dan langsung

masuk pada tahap berusaha mengatasi

masalahnya," ujar Cook seperti dikutip ABC

Australia.

Cook melihat hanya sedikit pria yang menyadari

dirinya punya masalah kesuburan sebelum

memeriksakan diri ke dokter. Dia memperkirakan

hanya satu dari 10 pria yang sudah mencurigai

kalau ada yang salah dari kesuburannya sehingga

belum juga dikaruniai anak.

"Sebagian besar pria perlu mendapatkan bantuan

untuk membuat mereka paham bahwa kejadian

ini sering terjadi. Pria berpikir masalah produksi

sperma yang sedikit ini tidak biasa karena tidak

ada yang pernah mengatakan soal itu pada

mereka," ucap Cook yang memang dikenal

sebagai konselor masalah kesuburan.

Masalah kesuburan ini bagi pria sangat sensitif.

Berbeda dengan wanita yang lebih terbuka, pria

akan lebih berhati-hati untuk membicarakan

masalah ketidaksuburannya itu kepada pihak lain.

"Pria ingin dilihat sebagai sosok yang kompeten

bahwa mereka pria sejati. Mereka tidak mau

membicarakan soal kekurangan seks karena akan

membuat mereka terlihat rapuh," kata Cook lagi.

Sikap malu pria ini alhasil membuat masalah

ketidaksuburan tersebut tidak banyak dibicarakan

dibandingkan wanita. Riset yang dilakukan

Fertility Society of Australia (FSA) terhadap 2.400

orang pada 2006 juga membuktikan hal tersebut.

Dari penelitian itu diketahui hanya 2% responden

yang mengira masalah ketidaksuburan pria ini

sebagai penyebab pasangan mencari bantuan

medisi saat tidak juga punya anak.

Sementara itu kenyataan di lapangan, pria juga

punya kontribusi besar saat momongan tak

kunjung datang. Berdasarkan riset yang dilakukan

klinik bayi tabung Monash, Australia, ada satu

dari 20 pria yang punya masalah sub-fertile

(kesuburannya kurang dari normal namun masih

bisa tetap membuahi). Dan 1/3 prosedur bayi

tabung yang dilakukan penyebabnya karena

ketidaksuburan pria.
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. kabar berita terbaru - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger